"Tidak selamanya pasar saham bullish"... Tidak selamanya pasar saham suram". Kalimat inilah yang selalu saya ingat ketika menghadapi kondisi pasar saham yang bergejolak, atau sebaliknya, ketika saham-saham banyak yang overvalued...
Ketika kita menghadapi pasar saham yang sedang bullish, ingatlah bahwa tidak selamanya pasar saham itu naik terus. Kalau saham-saham sudah overvalued (kemahalan), percayalah kita tinggal menunggu waktu saham2 turun lagi.
Sebaliknya, pada saat pasar saham strong bearish dan lesu, ingatlah juga bahwa tidak selamanya pasar saham akan lesu terus. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti menghadapi tahun-tahun, di mana pasar saham (IHSG) dan market luar negeri suram.
Misalnya kita pernah mengalami crash market di tahun 1998 dan 2008. Pasar saham kita juga pernah lesu di tahun 2015 (selama kurang lebih 7 bulan).
Atau di awal tahun 2020, di mana IHSG jatuh karena kasus virus Corona, isu world war III. Ditambah lagi kasus Jiwasraya yang pada akhirnya membuat transaksi di pasar saham menjadi sepi karena pelaku pasar menjadi takut masuk ke pasar saham Indonesia.
Bahkan kondisi market bearish itu bisa terjadi selama kurun waktu yang agak lama misalnya 1 tahun lebih. Pasar saham kita sudah mengalami hal ini di awal tahun 2020, di mana market cenderung lesu dan lebih sepi transaksi sejak 1-2 tahun sebelumnya.
Tapi perlukah kita menjadi pesimis ketika pasar saham terus menerus turun dan lesu? Saya rasa tidak perlu.
Bukankah IHSG dalam jangka panjang selalu naik? Anda bisa bandingkan IHSG tahun 2003 vs 2013. Atau IHSG tahun 2009 vs 2019.. Atau lebih panjang lagi, bandingkan IHSG tahun 2003 vs 2020.. Yup, IHSG selalu bergerak uptrend dalam jangka yang panjang.
Mengapa? Karena pola pikir manusia dan teknologi juga semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Contoh sederhananya, kalau dulu anda dulu harus punya jam tangan untuk melihat jam. Anda harus punya kalkulator untuk menghitung. Anda harus punya kamera untuk foto, maka sekarang anda bisa melakukan semua aktivitas itu hanya melalui smartphone pribadi.
Dulu kalau anda mau pesan makanan, anda harus cari tempat makan, anda harus cari nomor telepon tempat makanan tersebut. Sekarang? Tinggal pesan saja pakai Go Food atau Grab Food.. Beres kan?
Masih banyak contoh lainnya tentang perkembangan teknologi... Hal ini secara kita sadari atau tidak, pasti akan berpengaruh juga ke pasar saham, karena perkembangan teknologi akan menumbuhkan sektor-sektor ekonomi yang lebih efisien.
Walaupun pasti persaingan dunia usaha juga semakin tinggi, ada hambatan, tantangan. Tapi dengan pola pikir yang semakin maju, teknologi yang lebih canggih, tentu hal ini akan berdampak baik pada pasar saham kita.
Jadi kalau pasar saham kita sedang tidak bergairah, transaksi sepi, tidak ada kekuatan untuk bullish, tiap saat sentimennya jelek-jelek terus.... Trust me, kita pasti akan melalui masa-masa itu.
Pasti ada masa-masa di mana pasar saham Indonesia akan kembali on track alias bullish lagi, dan jika kita "rangkai" IHSG secara time frame yang panjang, hasilnya, IHSG tetap bullish meskipun di tengah2 trennya ada masa-masa suramnya juga.
Karena kalau pasar saham sudah turun / lesu pasti akan dimanfaatkan oleh para trader dan investor untuk memborong kembali saham-saham yang bagus. Kedua, tidak selamanya sentimen negatif terus "menghantui" pasar saham.
Perkembangan ekonomi, teknologi, kebijakan, pasti akan menghasilkan banyak sentimen positif yang membuat market kembali bergairah (contohnya seperti kebijakan tax amnesty 2016 yang membuat pasar saham bullish kencang selama 3 bulan).
Pertanyaannya: Apa yang harus dilakukan sebagai trader dan investor saham?
TRADER SAHAM
Sebagai trader saham jangka pendek, tentu saja anda bisa tetap trading dengan memanfaatkan momentum, yaitu momentum-momentum: Technical rebound, saham-saham yang punya potensi naik cepat, saham-saham yang akan breakout.
Trader saham juga perlu memperhatikan dan mempelajari kondisi market (IHSG). Kalau IHSG sedang turun-turunnya, anda harus melakukan manajemen trading. Jangan bernafsu membeli saham. Banyak lakukan wait and see dan belilah saham2 bagus secara bertahap.
INVESTOR SAHAM
Dan untuk investor saham, anda harus memilih saham-saham untuk jangka panjang. Artinya, pilihlah saham2 yang punya kinerja bagus, unggul di sektornya, rajin membagikan dividen. Pelajari juga: Cara-cara Memilih Saham Bagus untuk Investasi.
Sebagai investor saham, anda harus berorientasi jangka panjang, dan jangan pesimis hanya karena IHSG sedang turun / bearish supaya anda bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal dalam waktu yang panjang.
Ingatlah kalimat seperti di paragraf awal: "Tidak selamanya pasar saham bullish"... Tidak selamanya pasar saham suram". Ketika pasar saham sudah comeback, disitulah kesempatan anda untuk mendapatkan profit dari kenaikan saham2 yang sudah anda 'curi start' saat di harga bawah.
Jadi, kalau nanti anda menemukan pasar saham yang sedang bearish / lesu, trader dan investor harus punya optimisme jangka panjang, bahwa dalam jangka panjang IHSG terus bergerak bullish, dan bearish yang kita alami pasti akan selalu ada, namun tidak selamanya terjadi.
Dengan demikian, anda tidak perlu pesimis menghadapi market. Justru ketika kita bisa mengambil setiap sisi positifnya (pasar saham yang bearish pun banyak sisi positifnya: Dapat saham2 di harga murah, kesempatan mengambil saham saat technical rebound).
Ketika kita menghadapi pasar saham yang sedang bullish, ingatlah bahwa tidak selamanya pasar saham itu naik terus. Kalau saham-saham sudah overvalued (kemahalan), percayalah kita tinggal menunggu waktu saham2 turun lagi.
Sebaliknya, pada saat pasar saham strong bearish dan lesu, ingatlah juga bahwa tidak selamanya pasar saham akan lesu terus. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti menghadapi tahun-tahun, di mana pasar saham (IHSG) dan market luar negeri suram.
Misalnya kita pernah mengalami crash market di tahun 1998 dan 2008. Pasar saham kita juga pernah lesu di tahun 2015 (selama kurang lebih 7 bulan).
Atau di awal tahun 2020, di mana IHSG jatuh karena kasus virus Corona, isu world war III. Ditambah lagi kasus Jiwasraya yang pada akhirnya membuat transaksi di pasar saham menjadi sepi karena pelaku pasar menjadi takut masuk ke pasar saham Indonesia.
Bahkan kondisi market bearish itu bisa terjadi selama kurun waktu yang agak lama misalnya 1 tahun lebih. Pasar saham kita sudah mengalami hal ini di awal tahun 2020, di mana market cenderung lesu dan lebih sepi transaksi sejak 1-2 tahun sebelumnya.
Tapi perlukah kita menjadi pesimis ketika pasar saham terus menerus turun dan lesu? Saya rasa tidak perlu.
Bukankah IHSG dalam jangka panjang selalu naik? Anda bisa bandingkan IHSG tahun 2003 vs 2013. Atau IHSG tahun 2009 vs 2019.. Atau lebih panjang lagi, bandingkan IHSG tahun 2003 vs 2020.. Yup, IHSG selalu bergerak uptrend dalam jangka yang panjang.
Mengapa? Karena pola pikir manusia dan teknologi juga semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Contoh sederhananya, kalau dulu anda dulu harus punya jam tangan untuk melihat jam. Anda harus punya kalkulator untuk menghitung. Anda harus punya kamera untuk foto, maka sekarang anda bisa melakukan semua aktivitas itu hanya melalui smartphone pribadi.
Dulu kalau anda mau pesan makanan, anda harus cari tempat makan, anda harus cari nomor telepon tempat makanan tersebut. Sekarang? Tinggal pesan saja pakai Go Food atau Grab Food.. Beres kan?
Masih banyak contoh lainnya tentang perkembangan teknologi... Hal ini secara kita sadari atau tidak, pasti akan berpengaruh juga ke pasar saham, karena perkembangan teknologi akan menumbuhkan sektor-sektor ekonomi yang lebih efisien.
Walaupun pasti persaingan dunia usaha juga semakin tinggi, ada hambatan, tantangan. Tapi dengan pola pikir yang semakin maju, teknologi yang lebih canggih, tentu hal ini akan berdampak baik pada pasar saham kita.
Jadi kalau pasar saham kita sedang tidak bergairah, transaksi sepi, tidak ada kekuatan untuk bullish, tiap saat sentimennya jelek-jelek terus.... Trust me, kita pasti akan melalui masa-masa itu.
Pasti ada masa-masa di mana pasar saham Indonesia akan kembali on track alias bullish lagi, dan jika kita "rangkai" IHSG secara time frame yang panjang, hasilnya, IHSG tetap bullish meskipun di tengah2 trennya ada masa-masa suramnya juga.
Karena kalau pasar saham sudah turun / lesu pasti akan dimanfaatkan oleh para trader dan investor untuk memborong kembali saham-saham yang bagus. Kedua, tidak selamanya sentimen negatif terus "menghantui" pasar saham.
Perkembangan ekonomi, teknologi, kebijakan, pasti akan menghasilkan banyak sentimen positif yang membuat market kembali bergairah (contohnya seperti kebijakan tax amnesty 2016 yang membuat pasar saham bullish kencang selama 3 bulan).
Pertanyaannya: Apa yang harus dilakukan sebagai trader dan investor saham?
TRADER SAHAM
Sebagai trader saham jangka pendek, tentu saja anda bisa tetap trading dengan memanfaatkan momentum, yaitu momentum-momentum: Technical rebound, saham-saham yang punya potensi naik cepat, saham-saham yang akan breakout.
Trader saham juga perlu memperhatikan dan mempelajari kondisi market (IHSG). Kalau IHSG sedang turun-turunnya, anda harus melakukan manajemen trading. Jangan bernafsu membeli saham. Banyak lakukan wait and see dan belilah saham2 bagus secara bertahap.
INVESTOR SAHAM
Dan untuk investor saham, anda harus memilih saham-saham untuk jangka panjang. Artinya, pilihlah saham2 yang punya kinerja bagus, unggul di sektornya, rajin membagikan dividen. Pelajari juga: Cara-cara Memilih Saham Bagus untuk Investasi.
Saham BBCA - Saham yang naik dalam jangka panjang |
Ingatlah kalimat seperti di paragraf awal: "Tidak selamanya pasar saham bullish"... Tidak selamanya pasar saham suram". Ketika pasar saham sudah comeback, disitulah kesempatan anda untuk mendapatkan profit dari kenaikan saham2 yang sudah anda 'curi start' saat di harga bawah.
Jadi, kalau nanti anda menemukan pasar saham yang sedang bearish / lesu, trader dan investor harus punya optimisme jangka panjang, bahwa dalam jangka panjang IHSG terus bergerak bullish, dan bearish yang kita alami pasti akan selalu ada, namun tidak selamanya terjadi.
Dengan demikian, anda tidak perlu pesimis menghadapi market. Justru ketika kita bisa mengambil setiap sisi positifnya (pasar saham yang bearish pun banyak sisi positifnya: Dapat saham2 di harga murah, kesempatan mengambil saham saat technical rebound).
Beri Komentar Tutup comment